Keputihan Berlebih dan Mengganggu? Waspada PCOS!

Pernahkah kamu merasa tidak nyaman dengan keputihan menjelang haid yang semakin banyak dan mengganggu? Atau mungkin, warna dan baunya pun berubah? Jika iya, kamu harus waspada, karena keputihan yang berlebihan bisa menjadi salah satu gejala dari kondisi medis yang lebih serius, seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCSOS).

Apa itu PCOS?

PCOS adalah gangguan hormon yang umum terjadi pada wanita usia subur. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon estrogen dan androgen, sehingga mempengaruhi siklus menstruasi, ovulasi, dan produksi hormon lainnya. Salah satu gejala yang sering muncul pada penderita PCOS adalah keputihan yang abnormal.

Keputihan yang terjadi ketika menjelang haid pada penderita PCOS biasanya lebih banyak, lebih kental seperti lendir, hingga berwarna putih kekuningan atau keabu-abuan.

Kenapa PCOS Bisa Menyebabkan Keputihan Berlebih?

Ada beberapa alasan mengapa PCOS dapat menyebabkan keputihan yang abnormal. Pertama, ketidakseimbangan hormon pada PCOS dapat memicu pertumbuhan bakteri berlebih di vagina. Bakteri ini kemudian menghasilkan lendir yang lebih banyak dan menyebabkan keputihan menjadi lebih kental. Kedua, PCOS juga dapat menyebabkan peradangan pada dinding vagina, sehingga memicu produksi cairan yang berlebihan.

Gejala PCOS Lainnya

Selain keputihan yang abnormal, ada beberapa gejala PCOS lainnya yang perlu kamu waspadai, antara lain:

Gangguan Menstruasi

Salah satu tanda paling khas dari PCOS adalah ketidaknormalan siklus menstruasi. Ini bisa berupa siklus yang terlalu panjang (lebih 35 hari), terlalu pendek (kurang dari 21 hari), tidak teratur, atau bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali (amenore). Ketidak seimbangan hormon yang terjadi pada PCOS seringkali mengganggu proses ovulasi, sehingga menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur.

Peningkatan Hormon Androgen

Peningkatan kadar hormon androgen pada penderita PCOS dapat menyebabkan pertumbuhan rambut yang berlebihan di area tubuh yang tidak biasa pada wanita, seperti wajah (dagu, bibir atas), dada, perut, dan punggung. Rambut-rambut ini biasanya lebih tebal, kasar, dan berwarna gelap dibandingkan rambut tubuh pada umumnya.

Selain itu, hormon androgen yang tinggi dapat merangsang kelenjar minyak di kulit untuk memproduksi minyak berlebih, menyumbat pori-pori, dan memicu peradangan yang menyebabkan jerawat. Biasanya, jerawat yang muncul bersifat membandel, terutama di area wajah, dada, dan punggung.

Penebalan Kulit

PCOS dapat menyebabkan penebalan kulit di beberapa area tubuh, seperti leher belakang, ketiak, dan selangkangan. Kondisi ini disebut dengan acanthosis nigricans, dan ditandai dengan munculnya bercak kulit berwarna gelap dan tebal.

Penambahan Berat Badan

Banyak penderita PCOS mengalami kesulitan dalam mengontrol berat badan. Resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, seringkali menjadi penyebab utama penambahan berat badan pada penderita PCOS.

Kista di Ovarium

Seperti namanya, PCOS ditandai dengan adanya banyak kista kecil yang berisi cairan di dalam ovarium. Kista-kista ini tidak berbahaya dan biasanya tidak menimbulkan gejala, namun dapat mengganggu proses ovulasi.

Itu dia beberapa gejala PCOS, namun perlu diingat bahwa tidak semua penderita PCOS mengalami semua gejala di atas. Beberapa wanita mungkin hanya mengalami beberapa gejala saja. Tingkat keparahan gejala juga dapat berbeda-beda pada setiap individu.

PCOS adalah kondisi medis yang kompleks dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seorang wanita. Keputihan menjelang haid adalah salah satu gejala yang sering diabaikan, padahal bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Jika kamu mengalami gejala PCOS, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, PCOS dapat diatasi dan kamu dapat hidup sehat.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *